Friday, July 27, 2007

Thailand Selatan
Ekonomi dan Pendidikan Kunci Kemajuan Islam

Patani, Kompas - Pemberdayaan ekonomi dan penguasaan ilmu pengetahuan melalui pendidikan merupakan kunci penting bagi kemajuan Islam. Itu sebabnya, umat Islam saat ini harus memfokuskan usahanya untuk mengejar ketertinggalannya di dua bidang itu demi terwujudnya kesejahteraan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di depan anggota Dewan Penasihat Pusat Administrasi Provinsi-provinsi Perbatasan Selatan Thailand di Patani, Thailand, Kamis (26/7). "Muhammadiyah selama ini sudah menjalankan gerakan Islam di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan dakwah Islamiyah," ujarnya.

Din menawarkan bantuan kepada masyarakat Muslim di Patani, Yala, dan Narathiwat untuk belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah di Indonesia. "Bahkan, bagi yang berminat juga bisa ikut magang sebagai perawat di rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia," ujarnya.

Apalagi, menurut Din, Raja Bhumibol Adulyadej ketika bertemu dengan dirinya juga menyampaikan permintaan bantuan untuk mewujudkan perdamaian di beberapa provinsi di Thailand Selatan. "Beliau meminta agar Indonesia bisa membantu membuka cakrawala pemikiran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kerja sama demi kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Direktur Jenderal Pusat Administrasi Provinsi-provinsi Perbatasan Selatan Thailand Pranai Suvannarat mengatakan, Pemerintah Thailand saat ini sudah melakukan pendekatan damai dan sudah mengajak masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam mencari perdamaian di Thailand Selatan.

Tugas lain dari Pusat Administrasi Provinsi-provinsi Perbatasan Selatan Thailand ini, menurut Pranai, adalah mengoordinasikan berbagai kebijakan pemerintah demi terwujudnya keadilan, kerja sama, dan kesejahteraan masyarakat.

Wakil Rektor Universitas Islam Yala Maslan Muhammad menilai, langkah yang diambil pemerintah sudah cukup baik. Meski masih ada kelompok militan, jumlahnya tidak besar.

"Kelompok militan itu umumnya berasal dari kalangan tidak terpelajar. Mereka sangat mudah diajak bergabung," ujarnya. (MAM)

No comments: