Tuesday, October 9, 2007

Keagamaan


Multikulturalisme Islam Indonesia Antikekerasan

Jakarta, Kompas - Beragamnya suku dan budaya bangsa Indonesia membuat ekspresi Islam pada Muslim Indonesia beraneka ragam pula. Tetapi, multikulturalisme Islam Indonesia itu memiliki satu titik temu, yaitu antikebencian dan antipermusuhan terhadap pihak lain.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif The Wahid Institute Ahmad Suaedy di Jakarta, Senin (8/10). Sikap Islam Indonesia yang antikekerasan itu muncul karena Islam di Indonesia hadir dari berbagai budaya, seperti Arab, Persia, India, dan China. Karakter global itu berakulturasi dengan budaya lokal Indonesia yang beraneka ragam pula.

"Tiap etnik di Indonesia memiliki ekspresi tersendiri terhadap Islam," katanya.

Kekerasan yang mewarnai Islam Indonesia akhir-akhir ini hadir dari pandangan tentang Islam dari negara yang sedang menghadapi konflik, seperti Afganistan atau negara Timur Tengah. Meskipun demikian, Islam yang keras bukanlah wajah utama dan bukan wajah asli Islam di Indonesia.

Namun, untuk mengampanyekan Islam Indonesia yang penuh toleransi itu bukan hal gampang. Sifat pragmatis masyarakat dan gencarnya liberalisasi di segala bidang membuat mereka sulit menerima hal yang ideal. Mereka lebih menyukai sesuatu yang sederhana dan mudah diterima, termasuk dalam beragama.

"Masyarakat harus disadarkan, cara ber-Islam mereka yang ala Indonesia juga baik, tidak perlu diganti dengan Islam yang cenderung menampilkan budaya Arab," ujar Suaedy menambahkan.

Islam Indonesia yang sangat dipengaruhi budaya lokal justru mampu berbaur dan memberi solusi atas berbagai persoalan sosial masyarakat. Segala sesuatu yang berasal dari luar negeri belum tentu kompatibel dengan kondisi dan budaya Indonesia. Budaya luar yang masuk harus disesuaikan terlebih dahulu dengan kondisi riil Indonesia.

Direktur Islam dan Pembangunan The Asia Foundation John M Brownlee menegaskan, pandangan masyarakat Amerika Serikat (AS) tentang Islam mulai menunjukkan perubahan. Prasangka terhadap Islam sudah mulai berubah walaupun belum sepenuhnya. Ketertarikan warga AS terhadap Islam yang ada setidaknya mampu mengurangi prasangka buruk mereka terhadap Islam. (mzw)

No comments: