Saturday, March 22, 2008

Dialog agama

Berdayakan Kemandirian Ekonomi Bangsa

AGS / Kompas Images
Sayuti Asyathri
Sabtu, 22 Maret 2008 | 00:11 WIB

Jakarta, Kompas - Kemandirian secara ekonomi harus diupayakan bangsa Indonesia umumnya maupun umat Islam khususnya. Nabi Muhammad SAW semasa hidup telah memberi teladan tentang pentingnya kemandirian tersebut.

Nabi Muhammad, menurut pakar ekonomi syariah Syafii Antonio, sudah belajar kemandirian sejak usia 12 tahun, dengan berniaga bersama pamannya. Bahkan, perniagaan yang dilakukan Nabi tidak hanya berada dalam satu negara, tetapi sudah antarnegara. ”Kearifan yang dicontohkan Nabi dalam berniaga sering kali tidak dijadikan teladan oleh umat Islam saat ini,” ujarnya dalam pengajian Orbit di Jakarta, Kamis (20/3) malam.

”Lihat saja dalam pelaksanaan haji, sebagian besar dana haji jatuh ke perusahaan Boeing, ke produsen tenda tahan api dari Eropa, ke pembuat pakaian ihrom di China. Padahal, Nabi sudah mengingatkan, tidak akan merdeka suatu kaum jika tidak mandiri,” kata Syafii.

Secara terpisah, Ketua Litbang DPP Partai Amanat Nasional Sayuti Asyathri mengatakan, kemandirian sudah menjadi prinsip sejak awal yang ingin dilakukan PAN. Itu sebabnya, kemandirian terus diusahakan warga PAN.

Misalnya saja, PAN sudah mengembangkan jaringan wirausaha sehingga mampu saling mendukung dalam menghadapi persaingan global. ”Selain jaringan wirausaha, PAN juga mengembangkan jaringan petani dan nelayan yang diharapkan mampu meningkatkan harkat kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Menurut Sayuti, bangsa ini memang sudah lama meninggalkan kemandirian. Padahal, kemandirian bangsa inilah yang harus didorong jika Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar.

”Bayangkan saja, banyak sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dikelola oleh pihak asing. Tidak heran jika keuntungan atas hasil pengelolaan sumber daya alam itu lebih banyak diambil pihak asing ketimbang dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya. (MAM)

No comments: