Monday, March 10, 2008

Perbedaan Seharusnya untuk Kompetisi


Senin, 10 Maret 2008 | 00:32 WIB

Jakarta, Kompas - Meskipun jumlah umat Islam sangat besar, mereka kurang kompetitif jika dibandingkan dengan kelompok peradaban lain dalam lingkungan global. Hal ini terjadi akibat belum tuntasnya permasalahan dalam diri umat Islam sendiri, yaitu kurangnya penghargaan atas perbedaan di antara sesama umat Islam.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masdar F Mas’udi dalam diskusi di Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta, Sabtu (8/3).

Umat Islam tidak terorganisasi dengan baik, seperti umat Katolik dan Kristen Protestan. Dalam kedua agama tersebut, data umat tercatat dengan rapi dalam setiap organisasi masing-masing rumah ibadah.

Meskipun demikian, untuk memperkuat pengorganisasian umat Islam bukan berarti seluruh pandangan, pemahaman, dan pemikiran keagamaan umat Islam harus menjadi satu. Buktinya, umat Katolik dan Kristen Protestan yang juga terdiri atas banyak aliran keagamaan atau mazhab tetap dapat tampil sebagai satu kesatuan umat.

Semangat kompetisi

Kondisi tersebut jelas berkebalikan dengan kondisi umat Islam. Selain tidak terorganisasi dengan baik, sebagian umat Islam mengharamkan adanya mazhab. Perbedaan mazhab sering menjadi pemicu mudahnya kelompok agama tertentu mengecap sesat kelompok lain, bahkan mengafirkan dan menghalalkan darahnya.

Jika Islam hanya direpresentasikan oleh satu kelompok, hal itu justru akan mematikan dinamika umat Islam. ”Perbedaan merupakan realitas dan bersifat kodrati. Perbedaan ini seharusnya dijadikan semangat untuk berkompetisi berbuat kebajikan,” kata Masdar. (MZW)

No comments: