Sunday, August 12, 2007

Isra Mi’raj

Bangun Kesalehan Sosial

Pekan Baru, Kompas - Kegiatan keagamaan yang makin marak diharapkan menjadi jalan yang baik untuk menata kehidupan individu dan kesalehan sosial. Itu dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1428 Hijriah di Masjid Agung An-Nur, Pekan Baru, Riau, Sabtu (11/8).

"Saya menyambut gembira tumbuh dan berkembangnya perkumpulan majelis taklim dan perkumpulan agama di Tanah Air. Mudah-mudahan kegiatan keagamaan yang makin marak menjadi jalan yang baik dalam menata kehidupan individu dan kesalehan sosial. Kita bertekad melanjutkan proses perjalanan bangsa menuju ke kehidupan yang lebih baik," ujar Presiden, yang didampingi Ny Ani Yudhoyono.

Presiden yang mengenakan baju koko putih dan sarung kuning menekankan fondasi iman dan takwa, kebesaran jiwa, dan kesucian nurani dalam kehidupan. Dengan itu pula, Presiden mengajak seluruh rakyat optimistis menatap masa depan.

"Sebagai manusia yang beriman, kita harus selalu optimistis menatap masa depan. Jangan bersikap pesimistis, apalagi putus asa. Sebaliknya, kita harus mampu berdiri tegak dan bertekad bulat untuk secepatnya menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain," ujar Presiden.

Menjelang ulang tahun kemerdekaan yang akan dirayakan, Presiden mengingatkan dan minta agar semangat Islam dan kebangsaan yang mengantar pada kemerdekaan mampu mengilhami upaya pembangunan bangsa dengan permasalahan dan cobaannya yang kompleks saat ini.

Presiden juga menekankan pentingnya hati bersih karena kedekatan dengan Allah untuk menjaga harmoni di tengah kemajemukan bangsa menghindarkan dari kebencian, saling menyalahkan, dan fitnah.

Dalam uraian hikmah Isra Mi’raj, Rektor Universitas Sultan Syarif Kasim Prof Dr Nazir Karim memaparkan keterbatasan pengetahuan manusia. Keterbatasan pengetahuan itu memberi tempat pada percaya. Untuk tempat bagi percaya itu, Nazir mengutip filsuf Soren Kierkegaard dan Immanuel Kant.

"Ilmu yang terbatas, bila dimanfaatkan dengan baik dan sungguh-sungguh serta dipadu dengan pengetahuan yang diperoleh melalui pemberitaan wahyu, akan mengantar manusia pada pencapaian kebenaran, kebaikan, dan keindahan, yang akan membawa keselamatan. Dengan modal itulah, kita berusaha menggali hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj," ujarnya. (INU)

No comments: