Wednesday, September 5, 2007

Kerukunan Umat Bergama


Nurani yang Menentukan Citra Kemanusiaan

Jakarta, Kompas - Citra kemanusiaan ditentukan oleh nurani yang dimiliki manusia. Jika setiap pribadi manusia taat pada nuraninya, kerukunan umat manusia akan terwujud. Dalam konteks Indonesia, tidak akan ada lagi kasus Ambon, tidak ada lagi konflik Poso, dan semua konflik yang berbau agama lainnya.

Hal itu disampaikan Menteri Agama Maftuh Basyuni dalam Rakornas Bidang Keagamaan DPP Partai Golkar di Jakarta, Selasa (4/9). Rakornas ini antara lain menghadirkan Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Pendeta Richard Daulay dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia Edy Purwanto sebagai pembicara.

Sebagai sesama warga bangsa, menurut Maftuh, seluruh warga negara sudah mengikatkan diri pada komitmen nasional, di mana negara memiliki jarak yang sama dengan semua warga negara. "Itu sebabnya, saya mengharapkan agar masyarakat dapat menghilangkan persepsi adanya dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya," ujarnya.

Dalam kehidupan beragama, menurut Maftuh, jika ingin melihat bangsa ini maju, tak ada jalan lain kecuali mau membangun kerukunan. "Beragama adalah suatu kepercayaan yang didasari keyakinan absolut. Karena beragama itu keyakinan, maka ia harus muncul dari kesadaran nurani," ujarnya.

Maftuh menilai, sangat tidak terpuji manakala seseorang mengukur iman orang lain menurut iman yang dianutnya dan juga mengukur imannya berdasarkan pada iman yang dianut orang lain.

"Sikap pertama akan melahirkan fanatisme sempit dan kaku, sementara sikap yang kedua merupakan manifestasi dari sikap seseorang yang diliputi keraguan terhadap ajaran agama yang dianutnya," ujarnya. (MAM)

No comments: