Falsafah Pluralisme Sintesis Perdamaian
Jakarta, Kompas - Falsafah pluralisme yang terus ingin dikembangkan The Wahid Institute merupakan sintesis perdamaian. Pluralisme dijunjung The Wahid Institute dengan menegakkan keadilan.
"Wahid Institute menjadi oase pemikiran Islam yang progresif dengan menjunjung pluralisme, dan ke depan terus dikembangkan agar menjadi sarang para pemikir dan peneliti Islam di Indonesia. Wahid Institute, yang memegang pula falsafah Nahdlatul Ulama (NU) yang berwajah damai, juga meneruskan syiar Islam yang damai ke dunia internasional," kata Direktur The Wahid Institute Yenny Zanubba Wahid pada orasi peringatan Hari Ulang Tahun Ke-3 The Wahid Institute, Sabtu (8/9) di Jakarta.
Ulang tahun ke-3 lembaga kajian pluralisme dan Islam moderat yang digagas Abdurrahman Wahid itu juga dihadiri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang turut pula memberi orasi. Menurut Gus Dur, dari kondisi orang yang memiliki bermacam-macam pandangan, untuk menegakkan keadilan juga harus tetap menjamin perlindungan terhadap orang lain.
Terkait dengan kelompok orang yang berpandangan radikal Islam, yang kemudian dilekatkan sebagai kaum teroris, Gus Dur mengatakan, pihak Amerika Serikat pernah meminta supaya dirinya memberi pidato melalui rekaman. "Di dalam pidato selama tujuh menit itu, saya menyampaikan agar Amerika Serikat hendaknya mencari titik persamaan-persamaan dengan kaum teroris," kata Gus Dur.
Kolumnis Malaysia, Karim Ruslam, mengemukakan, Wahid Institute yang memegang falsafah NU perlu menyebarluaskan ajarannya bagi perwujudan perdamaian dunia. (NAW)
No comments:
Post a Comment