“Kebanyakan umat memang belum mengerjakan secara teratur shalat berjamaah di masjid, tetapi alhamdulillah, keluarga saya sudah mampu melaksanakan kewajiban ini sebagaimana yang dilakukan oleh yang lainnya. Dari hari ke hari semakin bertambah jumlah pengikutnya. Agama baru kami berkembang sangat cepat.”
Kata-kata yang menggambarkan penuh kegembiraan itu dipaparkan Hey (25) seorang pemuda mualaf asal China. Seperti dilansir majalah mingguan berbahasa Arab Al-Alam al Islamy edisi Muharram 1428 H. Hey mengaku sangat senang dengan keyakinan Islam yang dianutnya. Ia menyebutnya sebagai ‘jalan terang’.
Makin bersyukur, karena jalan terang yang dipilihnya itu kini mendapat angin segar dari pemerintah Republik Rakyat Cina. Pemerintah kini memberikan keringanan dan kemudahan bagi para dai dari negara lain untuk masuk ke negeri Tirai Bambu, sehingga umat muslim bisa mendalami agamanya lebih baik lagi.
Hey menyatakan kini setip hari ia bersama keluarganya pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat sebagaimana yang biasa ia lakukan di tengah aktivitasnya di propinsi Nanjing, wilayah di barat laut Cina. Wilayah ini dikenal sebagai wilayah di mana mayoritas muslim Cina tinggal. Jumlah warga muslimnya diperkirakan sekitar 20 juta jiwa.
Semakin diterima
Di kawasan Tonjesin, yang dikenal sebagai daerah terbesar umat Islam di Provinsi Nanjing, tengah dibangun kembali sebuah masjid yang memang sangat dibutuhkan. Tanpa mau merinci jumlah biaya, pelaksanaan renovasi masjid tersebut membutuhkan dana anggaran yang cukup besar. Apalagi untuk ukuran Tonjesin sebagai daerah termiskin di negeri itu.
Lantas, dari mana umat Islam setempat membiayai pembangunan kembali masjid? Menurut seorang pimpinan Sekolah Islam Khusus Putri dari marga Hui, biaya tersebut didapat dari bantuan umat Islam yang datang ke daerahnya. “'Kami bergantung terhadap apa yang diberikan saudara-saudara kami yang datang ke sini. Alhamdulillah, mereka banyak memberikan harta serta bantuan lainnya.”
Ia menyatakan, pihaknya memiliki 68 siswa yang belajar di sana yang usia terkecilnya adalah 15 tahun. Ia mengaku, kini pendidikan muslimah di Cina lumayan maju.
Ia menggambarkan, ketika lulus dari bangku Sekolah Tsanawiyah tahun 1986, banyak mendapatkan kesulitan untuk pengembangan Islam. “'Sekarang kondisi jauh lebih baik, sehingga kita tidak perlu takut,” ujarnya seraya menambahkan, sekarang ini para pelajar putrinya mengenakan jilbab.
Ia sangat bersyukur, karena sekarang tidak banyak menemui kendala dan hambatan dalam menjalankan keyakinan agama Islam. Ia juga merasa senang dapat memberikan pelajaran dan pendidikan kepada anak-anak di daerah tersebut secara gratis. “Politik lokal sekarang ini sangat terbuka dan bisa menerima masuknya ajaran agama Islam.”
Fakta tentang Islam di China
Islam pertama kali masuk ke Cina tahun 650 atau tahun ke-29 Hijriyah pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, atau delapan tahun setelah wafatnya Rasulullah Muhammad saw.
Utusan delegasi muslim dipimpin oleh kerabat Rasulullah, Sa’ad ibn Waqqas. Ia mengajak kaisar Cina yang berkuasa saat itu, Yung Wei, untuk menganut agama Islam.
Masjid pertama yang berdiri di Cina adalah Masjid Canton dan hingga kini masih berdiri. Itu artinya sudah berusia 14 abad.
Kebanyakan muslim datang ke Cina untuk berdagang. Dampaknya, perdagangan Cina maju pesat. Muslim mendominasi industri ekspor dan impor di Cina pada masa kekuasaan Dinasti Sung (960-1279).
Penyerapan Islam dalam budaya Cina antara lain pada nama-nama orang. Nama-nama seperti Mo, Mai, dan Mu adalah hasil adaptasi dari nama-nama Muhammad, Mustafa, dan Masoud. Begitu juga Ha untuk Hasan, Hu untuk Husain, dan Sai untuk Said.
Harmonisasi hubungan muslim dengan komunitas lain mulai retak pada saat Dinasti Ching (1644-1911) berkuasa. Dia seorang Manchu, bukan Han, dan merupakan minoritas di Cina. Konflik sengaja dibangun antara kelompok muslim, Han, Tibet, dan Mongolia. Kebencian terhadap muslim dikobarkan. Banyak muslim yang dibantai dan hanya sedikit yang selamat.
Saat ini, pemerintah Cina masih bersikap keras terhadap kelompok muslim dari etnis Uighur yang dianggap dipengaruhi gerakan separatis Afghanistan.
Jumlah muslim Cina saat ini tercatat sebanyak 20 juta jiwa atau 1,4 persen dari seluruh populasi. Terdapat 35 ribu masjid dan 45 ribu imam di Cina. Mereka di bawah pengawasan pemerintah pusat.[]
No comments:
Post a Comment