Thursday, July 12, 2007


Masa Depan Islam

Nurfarid

Mahasiswa Universitas Islam Al Azhar, New Damietta, Mesir.

Masa depan Islam adalah tema yang sangat menarik untuk kita bahas pada saat ini. Sejak runtuhnya Khilafah Ustmaniyah di Turki, umat Islam menjadi kehilangan pengaruh di mata dunia. Pascatumbangnya Uni Soviet dan diperkuat oleh serangan 11 September 2001, Islam dianggap sebagai satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman dunia, khususnya Barat. Hingga hari ini kita saksikan nasib umat Islam dirongrong oleh macan-macan dunia seperti AS, Eropa, dan Rusia yang satu sama lain saling menancapkan taring pengaruhnya di dunia Islam.

Dari kenyataan ini muncullah suatu pertanyaan, masih adakah harapan bagi umat ini untuk menyongsong masa depannya yang cerah dan gemilang yang bebas dari intrevensi dan tekanan asing? Masih adakah harapan bagi umat ini untuk memimpin dan menjadi guru dunia untuk yang kedua kalinya? Maka, berangkat dari sini, penulis merasa tergugah untuk menyampaikan dan meyakinkan pembaca akan suatu kenyataan bahwa masa depan hanyalah milik umat Islam.

Dalam upaya menyongsong masa depannya, umat Islam terbagi tiga golongan. Pertama, golongan salaf yaitu mereka yang berpegang teguh dengan ajaran Islam sebagaimana para pendahulu, dan mengikuti secara rinci Sunah Rasulullah SAW, akan tetapi sangat anti dengan apa yang datang dari luar Islam. Kedua, golongan wasathiyah (moderat) yang 'menengok' masa lampau hingga terpesona dengan peninggalan Islam, kemudian 'menatap' hari ini dan memimpikan masa depan yang cerah. Ketiga, golongan orang yang 'silau' dengan kemajuan peradaban Barat. Ketiga golongan tersebut sepakat bahwa masa depan hanya milik umat Islam, akan tetapi mereka hanya berbeda pendapat tentang bagaimana format Islam masa depan. Para ulama salaf meyakini bahwa masa depan hanya milik Islam sesuai dengan apa yang di kabarkan Alquran (QS 3:140), tidak perlu pemikiran panjang lagi. Selanjutnya, Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Ummatuna Baina Qornaini (Umat Kita di antara Dua Abad;Darus Syuruq, Kairo, 2000) punya rumusan menarik bagaimana masa depan akan menjadi milik umat Islam. Rumusan ini diistilahkan dengan siklus peradaban. Beliau berpendapat bahwa setiap peradaban akan mengalami siklus. Beliau membenarkan teori benturan peradaban Huntington, tapi akan dimenangkan umat Islam.

Tak kalah menariknya pandangan Dr Hasan Hanafi yang merumuskan jalan peradaban. Menurut pandangannya, saat ini umat Islam berada di antara dua masa yang membimbangkan, yaitu masa berahirnya peradaban Barat yang belum juga habis, dan masa kejayaan Islam yang belum juga datang.

Tantangan umat


Dalam menyongsong masa depannya, umat Islam di hadapkan pada berbagai tantangan, internal maupun eksternal. Tantangan internal berupa perpecahan di tubuh umat Islam sendiri, yang senantiasa dimanfaatkan musuh untuk menghancurkan Islam. Perpecahan antarmadzhab serta antargerakan pembaharuan juga terjadi. Lantas kalau kemenangan datang, siapakah yang akan memimpin umat ini?

Tantangan internal lainnya adalah diktatorisme di negara Islam yang tentu saja sangat menghambat langkah-langkah dan mempersempit ruang gerak-gerik umat Islam. Selain itu, kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan, di mana hampir setengah umat Islam hidup di bawah garis kemiskinan dan pendidikan yang memprihatinkan juga menjadi tantangan tersendiri.

Sedang tantangan eksternal berupa sistem demokrasi yang dipaksakan oleh Barat kepada dunia Islam. Sistem yang sangat bertentangan dan tidak pernah dikenal dalam Islam ini sungguh meng\hambat. Sebab, hukum dan kebijakan dalam Islam adalah keputusan langit (Allah SWT) bukan keputusan bumi (kemufakatan manusia). Isu terorisme yang dialamatkan Barat kepada Islam, menimbulkan ketakutan terhadap Islam muncul secara berlebihan.

Tantangan eksternal lainnya adalah imperialisme dalam segala bidang yang terus memojokkan Islam. Sebagai contohnya, sebut saja propaganda mereka yang terkenal dengan new world order (tata dunia baru), Timur Tengah Baru, dan new map (peta Timur Tengah baru). Contoh lainnya adalah tangan-tangan Barat selalu mengendalikan keputusan dunia Islam seperti dalam masalah Palestina.

Menjawab tantangan


Masa depan Islam sangat di tentukan oleh kemampuan umat Islam untuk menjawab semua tantangan yang dihadapinya. Dalam hal ini umat Islam perlu merenungkan beberapa poin berikut. Pertama, umat harus kembali kepada Alquran dan Sunnah. Kedua, dunia Islam harus mampu berperan sebagai pengendali kebijakan politik negaranya, dan berani menolak segala intervensi serta tekanan asing. Politik adalah pintu utama yang paling mudah bagi suatu negara untuk bisa melewati semua tantangan yang ada.

Ketiga, dari sekarang umat Islam harus mulai menanam agar bisa menuai di masa depan. Karena sebagaimana ditulis Ahmad Ar Riswani dalam makalahnya Masa Depan Islam dan Islam Masa Depan (Darul Fikr, Bairut, 2003) bahwa apa yang kita kerjakan sekarang adalah apa yang akan kita tuai di masa depan. Artinya kita harus membangun umat ini, dengan memberikan pendidikan yang sehat dan benar, sehingga terwujudlah generasi Muslim yang unggul dan berkualitas.

Keempat, umat Islam harus berdialog dengan peradaban lain khususnya peradaban Barat, kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya. M Sa'id Ramadhon Al Buthi dalam artikelnya Masa Depan Islam dan Tantangan Masa Kini (Darul Fikr, Bairut, 2003) menyarankan agar umat Islam meyakinkan Barat bahwa Islamlah yang mampu menjaga mereka dari kehancuran. Kelima, umat Islam wajib membebaskan bumi Palestina dari jajahan Zionis Israel dan bumi Irak-Afganistan jajahan Amerika.

Masa depan Islam bukanlah suatu tema yang dimunculkan untuk menampilkan wajah baik Islam di Barat, akan tetapi merupakan bagian dari perjalanan umat Islam sendiri dalam mengarungi sejarah hidupnya. Usaha untuk menggapai masa depan yang baik, tidaklah cukup hanya dengan ceramah-ceramah di masjid atau seminar-seminar di universitas.

No comments: