Saturday, July 28, 2007

Mempelajari Gagasan Islam Hadhari


Oleh :Ahmad Hambari

Mahasiswa International Islamic University Malaysia

Islam hadhari adalah gagasan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi. Gagasan tersebut pertama kali dilontarkan tidak lama setelah beliau menjadi perdana menteri, atau tepatnya dalam persidangan Partai United Malays National Organisational (UMNO) ke -57 tahun 2004. Gagasan tersebut berhasil menarik perhatian dunia khususnya dunia Islam. Saat ini gagasan Islam hadhari menjadi topik perbicaran penting yang selalu dibahas di setiap pertemuan oleh para pemimpin dan ulama Islam.

Gagasan Islam hadhari merupakan sumbangan terbesar dari Abdullah Badawi untuk dunia Islam. Dengan Islam hadhari, Badawi ingin mengembalikan kegemilangan Islam yang sempat tenggelam selama beberapa abad. Apa lagi nama Islam pada beberapa dekade terakhir ini sering disinonimkan oleh Barat sebagai ancaman dan keganasan. Saat ini negara Islam ataupun negara yang berpenduduk mayoritas Islam tak satu pun yang bisa digolongkan sebagai negara maju. Malah kebanyakan negara-negara itu masih berada pada status negara miskin dan terbelakang serta diwarnai berbagai konflik yang semakin memperpuruk nasib negara dan umat Islam.

Dalam keadaan seperti itu, gagasan Islam hadhari mendapat sambutan positif dari dunia. Itu dibuktikan dengan banyaknya dukungan dari berbagai kalangan terhadap ajaran tersebut. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memberikan gelar doktor penghormatan honoris causa kepada Abdullah Ahmad Badawi, karena gagasannya itu. Hal serupa juga diberikan oleh Moscow State Institute of International Relation dari Rusia. Dari Thailand dukungan diberikan oleh pengurus Majelis Keselamatan Kebangsaan Thailand Jenderal Shonti Boonyaratglin. Dari Mesir, tokoh yang dihormati dalam dunia Islam, Syaikh Al Azhar Syaikh Muhammad Sayid Tantawi turut mendukung gagasan Islam hadhari. Selain itu anggota Akademi Fikih Islam Internasional (IIFA) juga mendukung gagasan Islam hadhari.

Secara umum gagasan Islam hadhari bukanlah sebuah ajaran ataupun keyakinan atau agama baru. Gagasan tersebut sebenarnya hanya sekadar sebuah konsep yang berfungsi sebagai alat pendorong kebangkitan Islam. Konsep Islam hadhari berusaha untuk menampilkan wajah Islam yang sebenarnya. Konsep ini mengedepankan toleransi atarumat, memusatkan perhatian dalam pembangunan ekonomi dan pendidikan umat Islam. Berbagai prioritas itu dijalankan dengan tujuan untuk menjadikan Islam yang berperadaban maju dan mampu bersaing di segala bidang pada zaman modern sekarang ini.

Mengenai konsep Islam hadhari ini kembali dijelaskan oleh Abdullah Ahmad Badawi dalam pertemuan World Islamic Call Council (WICC) ke-18 di Kualalumpur pada tanggal 16-8 Juli 2007. Dalam pertemuan tersebut Badawi membicarakan persoalan mengenai penekanan dalam pembinaan peradaban yang digabungkan dengan pegangan Ilam, dengan memberi fokus kepada usaha meningkatkan kualitas kehidupan melalui penguasaan ilmu, pembangunan sumber daya manusia, dan kesehatan serta fisik (Bernama 11/7).

Internasionalisasi
Saat ini malaysia sedang berusaha mempromosikan gagasan Islam hadhari ini ke seluruh dunia. Dalam setiap kunjungan resmi pemerintah Malaysia ke berbagai negara lain, Perdana Menteri Badawi selalu menyempatkan diri untuk memperkenalkan gagasan Islam hadhari. Gagasan Islam hadhari tidak hanya diperkenalkan kepada negara–negara Islam, tetapi gagasan tersebut juga diperkenalkan ke negara–negara Barat atau negara non-Islam.

Gagasan Islam hadhari memang ditargetkan untuk bisa diterima dunia internasional. Target tersebut bukan sekadar usaha main–main yang dijalankan oleh Malaysia, tapi secara realita, kalau kita perhatikan posisi Malaysia memang memungkinkan untuk berbuat banyak. Di masa sekarang, Malaysia boleh dikatakan sebagai negara berpenduduk Muslim yang memiliki perekonomian dan keamanan yang stabil lagi makmur. Walaupun di dalamnya terdapat bermacam etnik dan agama, namun Malaysia mampu menjadikan keragaman menjadi modal untuk maju disertai penerapan Islam hadhari. Sehingga ketika Islam hadhari dipaparkan ke mata dunia langsung mendapat sambutan dan bayak dilirik tokoh serta pemimpin dunia.

Selain itu, status Malaysia sebagai pengurus Organisasi Konferensi Islam (OKI), menambah lagi kemudahan negara tersebut dalam memperkenalkan Islam hadhari ke seluruh dunia. Hal ini karena OKI merupakan organisasi terbesar dunia Islam setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, di dalam OKI juga terdapat badan perundangan dan intelektual tertinggi yang disebut Akademi Fikih Islam Internasional. Dalam akademi ini terdapat perwakilan dari setiap negara anggota. Mereka yang menjadi wakil itu adalah para pakar dan tokoh keagamaan.

Saat ini akademi tersebut telah menyokong gagasan tersebut bahkan mengusulkan ke OKI untuk menyebarkan gagasan Islam hadhari ke dunia internasional. Gagasan untuk menyebarkan Islam hadhari itu dikemukakan wakil pengurus akademi tersebut, Prof Dr Sano Koutoub Moustapha, yang juga sebagai Deputi Rektor International Islamic University IIU Malaysia Bidang Internasional dan Inovasi.

Dari berbagai kenyataan tersebut, Islam hadhari mulai mengundang perhatian serius dari berbagai negara di luar Malaysia, terutama negara yang saat ini masih dilanda konflik. Hal ini karena pendekatan Islam hadhari dilihat cukup relevan untuk diterapkan dalam mengatasi konfik yang menyengsarakan banyak umat Islam. Sehingga Islam hadhari tidak hanya bisa diterapkan di Malaysia tapi mulai diikuti oleh negara lainnya. Di Thailand saat ini telah diadakan khusus majelis penerangan konsep Islam hadhari yang dihadiri ratusan pemimpin Islam di selatan Thailand untuk mengatasi keadaan yang sering diwarnai konflik seperti di Provinsi Pattani, Yala, dan Narathiwat.

No comments: