Kebangsaan
Muslim di Indonesia Ramah dan Menyenangkan
Jakarta, Kompas - Kalangan muda Muslim Australia menilai kehidupan Muslim Indonesia ramah dan menyenangkan. Kesan itu diperoleh setelah mereka datang ke Jakarta dan bertemu dengan sejumlah intelektual Muslim Indonesia. Sebelumnya, Muslim Australia mempunyai pemahaman bahwa Muslim Indonesia sama dengan Muslim di Timur Tengah.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan di Jakarta, Kamis (28/6), usai bertemu enam pemimpin muda Muslim Australia.
Anies menjelaskan, hubungan antara Barat dan Islam harus dilihat dalam dua lokus penilaian. Pertama, hubungan antara dunia Barat dan masyarakat Muslim dari Maroko sampai Maluku. Hubungannya selalu jadi perhatian dunia. "Potret hubungannya masih belum menyenangkan karena ada unsur kepentingan politik luar negeri dari negara Barat terhadap negara berpenduduk mayoritas Muslim," ujarnya.
Namun, menurut Anies, dunia Barat sering melupakan lokus kedua, yaitu komunitas Muslim yang ada di dalam dunia Barat itu sendiri. "Potretnya secara umum mungkin lebih baik karena mereka bisa hidup dalam lingkungan yang menghargai hak asasi manusia, dan perhatian utama HAM pada kaum minoritas," ujarnya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Saiful Mujani saat meluncurkan bukunya yang berjudul Muslim Demokrat mengatakan, Muslim Indonesia lebih mampu menerima demokrasi sebagai sistem berbangsa dan bernegara dibandingkan masyarakat Islam di negara lain. Sejarah kehadiran Islam di Nusantara yang akomodatif terhadap keragaman suku, budaya, membuat demokrasi dapat diterima Muslim Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihan. (mzw/mam)
No comments:
Post a Comment