Thursday, May 31, 2007

Islam dan Tantangan Modernisasi

Oleh :Susilo Bambang Yudhoyono
(
Presiden Republik Indonesia)

Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan dan investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya.

Negara-negara berkembang pun harus menghadapi ancaman kegagalan untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Ancaman lain yang juga mematikan adalah dunia ini harus menghadapi bencana alam yang disebabkan oleh pemanasan global. Kita, umat Islam, tidak bisa lari dari dunia yang suram ini. Kita harus menghadapinya. Jika mampu bijaksana dalam menghadapinya, kita bisa membangun peluang untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik.

Persoalannya sekarang adalah apa yang bisa kita kerjakan untuk menghadapi tantangan sosioekonomi saat ini. Apa yang bisa dilakukan masing-masing negara untuk menghadapi tantangan berupa ketidakseimbangan ekonomi global, kerawanan arus finansial, kemiskinan, kelangkaan pangan dan energi, serta pemanasan global? Kemudian juga apa yang bisa kita lakukan sebagai umat untuk menghadapi tantangan itu sehingga kita bisa menjadi bagian dari pemecahan masalah, dan bukan menjadi bagian dari masalah?

Kekuatan dunia Islam
Sebagai langkah awal, kita semua harus menyadari bahwa kita tidaklah dalam kondisi tidak punya harapan. Kita tidak lemah. Kita menjadi terlihat lemah karena kita tidak bekerja sama. Kita juga menjadi lemah karena kita telah meyakini bahwa diri kita lemah.

Di tahun 2005, jumlah umat Islam yang berada di negara-negara anggota Islamic Development Bank adalah 2,2 miliar jiwa atau sama dengan 31 persen populasi umat manusia di dunia. Yang lebih penting lagi dunia Islam saat ini menyediakan 70 persen kebutuhan energi dunia dan menyediakan 40 persen bahan mentah untuk ekspor. Kenyataan tersebut merupakan bukti kekuatan kita. Karena itu, kita harus memainkan peran yang setara dengan bangsa-bangsa lain dalam membangun percaturan ekonomi dunia.

Kita bisa dan harus memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam menjalin hubungan dengan dunia lain. Ada beberapa hal yang harus kita kerjakan. Kita harus proaktif dan mengetahui apa yang kita inginkan. Kita harus mengetahui apa yang masuk akal untuk kita peroleh dalam menjalin hubungan dengan negara lain dalam kerangka hubungan saling menguntungkan. Kita juga harus bekerja lebih baik dalam menjelaskan dan mengonsolidasikan posisi kita. Selain itu, kita juga harus berani melawan upaya yang memecah belah dan mengalahkan kita.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu hal penting. Jika negara-negara mapan memerlukan energi dan komoditas kita, negara kita harus mendapatkan keuntungan dari mereka dalam perdagangan yang adil, serta tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itulah, kita membangun hubungan yang inovatif dan saling menguntungkan.

Kita tidak bisa selamanya menjadi penyedia bahan-bahan mentah. Kita juga harus mencari modal untuk mendapatkan nilai tambah dari komoditas kita dan bisa meratakan keuntungan ekonomi dari langkah tersebut untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Kita harus membuat langkah penting dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam mengembangkan kemitraan dunia perdagangan dan investasi.

Setiap langkah dalam interaksi perekonomian haruslah menghasilkan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan orientasi positif di masyarakat. Untuk itu, dunia Islam harus mengubah persepsi kemitraannya. Kita harus mengubah perlakuan negatif mereka terhadap kita, menjadi perlakuan yang positif. Tapi, kita tidak akan bisa mengubah orang lain tanpa mengubah diri kita sendiri. Kita tidak bisa meminta dunia yang mapan untuk menghapus hambatan bea masuk, jika kita sendiri tidak mau melakukannya.

Potensi bisnis
Salah satu bukti penting yang perlu kita miliki adalah kita harus terus mengurangi hambatan dalam perdagangan dan investasi, sehingga bisnis yang lebih besar bisa berputar dalam dunia Islam. Kita memerlukan cara untuk mengembangkan cakupan bank syariah. Perbankan dunia Barat dan lembaga keuangan mereka telah menerapkan sistem tersebut dengan sangat cepat.

Sebagai contoh, Asuransi Allianz telah mengembangkan produk syariah yang sangat laku di Indonesia. Satu lagi transaksi yang sangat besar dengan sistem syariah dilakukan oleh HSBC dengan membuat sindikasi pinjaman senilai 322 juta dolar AS untuk Pertamina dari kelompok besar lembaga finansial di Timur Tengah. Cara serupa juga dilakukan untuk Krakatau Steel dengan nilai 75 juta dolar AS. Langkah-langkah mobilisasi untuk perkembangan dunia keuangan yang diterapkan di berbagai negara Islam, bank syariah mampu menciptakan kesempatan kerja bagi jutaan angkatan kerja kita.

Kita juga akan keliru jika tidak mengambil keuntungan dari produk halal. Dengan jumlah umat Islam yang sangat besar, pasar dari produk halal bisa mencapai 600 miliar dolar AS per tahun, dengan rata-rata pertumbuhan 20-30 persen. Apalagi, kalangan non-Muslim juga bisa mengonsumsi produk halal. Apa yang perlu kita kerjakan adalah membangun dan menyetujui standar sertifikat halal yang berlaku di seluruh dunia.

Potensi lain yang juga sangat mungkin untuk dikembangkan adalah sektor wisata di dunia Muslim. Sejauh ini, hanya Turki dan Malaysia yang telah menjadi pemenangnya. Kedua negara tersebut menjalankan promosi yang sangat agresif untuk menarik pasar dari kalangan umat Islam. Karena itu, kita harus meluaskan jaringan dan bersama-sama mengembangkan promosi yang agresif dan berkoordinasi secara teknis menyangkut transportasi, keimigrasian, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya.

Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, peran madrasah juga harus ditingkatkan. Ini juga berarti perlunya penyempurnaan kurikulum untuk menjadikan mereka sebagai centers of excellence. Kita juga memerlukan kesempatan untuk membuat kontrak, jaringan, dan hubungan yang nyata di antara para pengusaha, penduduk, dan kalangan lain. Ada banyak hal yang bisa dilihat dan dijadikan inspirasi dari kemajuan yang diperoleh penerima penghargaan Nobel, Muhammad Yunus dang Grameen Bank-nya. Kerja besarnya berurusan dengan usaha mikro. Langkah ini mendorong seluruh masyarakat untuk menciptakan peluang bagi generasi mendatang.

Kita di Indonesia juga membangun program kredit mikro sejak tahun 1970-an. Bank Rakyat Indonesia yang berdiri 1895 mengumpulkan dana dari masjid yang telah disalurkan menjadi kredit mikro bagi rakyat kecil. Sebanyak 4.000 kantornya setiap hari melayani lebih dari 30 juta pelanggan yang umumnya petani miskin dan masyarakat di daerah terpencil.

Bersamaan dengan itu, kita juga memerlukan untuk merevitalisasi lembaga ekonomi Islam kita. Terutama, kita harus membuang kemungkinan adanya potensi buruk dari IDB dan lembaga turunannya. Karena itulah, menjadi berita besar ketika Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah menerima Program Kerja 10 Tahun yang memandatkan untuk membentuk badan sponsor untuk mengurangi kemiskinan di bawah IDB.

Sebagai negara, Indonesia harus berperan untuk mengembangkan dunia Islam dengan bekerja sama dengan negara-negara Islam dalam bidang investasi, perdagangan, pengamanan energi, juga pembangunan infrastruktur. Indonesia adalah roda ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini diharapkan mencapai 6,3 persen. Pasarnya juga sangat menggiurkan, yakni dengan 220 juta penduduk, sumber daya alam yang melimpah, performa makroekonomi, dan sebagainya. Indonesia bisa menjadi mitra yang prospektif bagi semuanya.

*Disampaikan dalam Pertemuan Ketiga World Islamic Economics Forum di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ikhtisar

- Saat ini, dunia Islam menghadapi dunia yang tumbuh dengan pesat.
- Globalisasi ekonomi belum menempatkan dunia Islam berada pada posisi sejajar dengan negara-negara yang perekonomiannya mapan.
- Dunia Islam harus terus mengembangkan kerja sama supaya bisnis di kalangan dunia Islam sendiri terus meningkat.
- Indonesia harus berperan dalam upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut.

No comments: