Wednesday, May 23, 2007

KELUARGA SAKINAH ( 1 )

SEBAGAI BENTENG BUDAYA KORUPSI

Siti Musdah Mulia

Pentingnya Isu Keluarga dalam Al-Qur`an

Bukanlah suatu kebetulan jika Al-Qur`an seringkali menyebut urusan keluarga. Menurut Abdul Wahab Khallaf, pakar Hukum Islam, ditemukan sebanyak 70 ayat yang secara spesifik mengulas soal keluarga. Bahkan, semua penjelasan tentang hukum Islam dalam Al-Quran tidak ada yang lebih rinci dari pada hukum keluarga yang di dalamnya antara lain diulas soal perkawinan dan segala hal lain menyangkut hubungan lelaki-perempuan. Keluarga merupakan unsur sentral dalam ajaran Islam. Sebab unit keluarga memang merupakan sendi utama masyarakat. Atas landasan unit-unit keluarga yang sehat akan berdiri tegak bangunan masyarakat yang sehat.

Keluarga adalah sebuah institusi yang minimal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut. 1) Fungsi religius, yaitu keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggotanya; 2) Fungsi afektif, yakni keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan; 3) Fungsi sosial; keluarga memberikan prestise dan status kepada semua anggotanya; 4) Fungsi edukatif; keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anaknya; 5) Fungsi protektif; keluarga melindungi anggota-anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis, dan psiko-sosial; dan 6) Fungsi rekreatif. yaitu bahwa keluarga merupakan wadah rekreasi bagi anggotanya.

Melihat beragamnya fungsi keluarga tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah institusi sentral penerus nilai-nilai budaya dan agama (value transmitter). Artinya, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak mulai belajar mengenal nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya, dari hal-hal yang sangat sepele, seperti menerima sesuatu dengan tangan kanan sampai pada hal-hal yang sifatnya sangat rumit, seperti interpretasi yang kompleks tentang ajaran agama atau tentang berbagai interaksi manusia. Suatu keluarga akan menjadi kokoh, bilamana keenam fungsi yang disebutkan tadi berjalan harmonis. Sebaliknya, bila pelaksanaan fungsi-fungsi di atas mengalami hambatan akan terjadi krisis keluarga. Keluarga juga akan mengalami konflik, bila fungsi-fungsi itu tidak berjalan secara memadai. Misalnya, jika fungsi edukatif tidak berjalan efektif maka kemungkinan hubungan anak dan orangtua akan mengalami ketidakteraturan (disorder).

Sebagai penerus utama nilai-nilai, dalam lingkungan keluarga juga berlangsung mekanisme pemilihan tokoh identifikasi. Anak meniru pola perilaku orang dewasa di dalam keluarga. Yang ditiru dapat berupa perilaku, gaya bicara atau sifat-sifat khasnya. Ditinjau dari perspektif gender, keluarga merupakan laboratorium dimana sejak anak dilahirkan ia belajar dan mengenal perilaku yang terkait pada gender seseorang (gender related behavior). Karena keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi seorang individu, maka nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip moral harus di mulai dari rumah. Nilai-nilai agama berupa keadilan, kejujuran, kebenaran, keberanian mengatakan yang benar, penghargaan dan penghormatan kepada sesama manusia, nilai-nilai persamaan, persaudaraan dan kebebasan hendaknya ditanamkan sejak usia dini. Dalam konteks ini orang tua: ayah dan ibu memiliki peran yang amat penting untuk mengajarkan anak-anaknya rasa saling mengasihi, kepedulian, keindahan, kebersihan, ketertiban, dan kedisiplinan.

Halaman: [ 1 ] 2 3 4 5

No comments: