Oleh : Asep Sulhadi
Sa'ad bin Mu'adz Al Anshari adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang paling berjasa dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama Islam. Dia masuk Islam di Madinah, tepatnya ketika terjadi bai'atul aqabah yang pertama yaitu pada tahun ke-12 setelah Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi.
Beragam medan perang diikutinya; perang Badar (2 H), Uhud (3 H), dan Khandak (5 H). Dalam perang terakhir, anak panah Hiban bin Al 'Araqah mengenai tubuhnya, lalu sebulan setelah itu dia meninggal dunia. Ketika meninggal dunia, jenazahnya ikut digotong oleh malaikat (HR At Tirmidzi). Dialah yang menyebabkan singgasana langit ('Arsy) bergetar menyambut kedatangan ruhnya (HR Muslim). Dialah salah satu shahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW (HR Muslim).
Menurut Ibnu Syihab Az Zuhri (123 H), ada tiga hal yang menjadikan Sa'ad bin Mu'adz mulia di hadapan para penghuni langit. Pertama, meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah benar dari Allah SWT, sehingga tidak ada satu pesan pun dari Rasulullah SAW kecuali dia mengikuti dan mengamalkannya.
Kedua, khusyuk ketika mengerjakan shalat. Allah SWT menegaskan bahwa salah satu orang yang beruntung di akhirat adalah orang yang khusyuk dalam shalatnya, ''Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.'' (QS Almu'minun [23] 1-2). Ketiga, tidak memakan makanan kecuali yang halal dan dari usaha yang halal pula.
Suatu ketika, Sa'ad bin Mu'adz memperlihatkan tangannya kepada Rasulullah SAW yang melepuh karena memecah batu sebagai mata pencahariannya. Rasulullah SAW kemudian menangis terharu lalu mencium tangan kasar tersebut dan berkata, ''Inilah tangan yang tidak akan disentuh api neraka.'' Rasulullah SAW juga bersabda, ''Tidak akan bertambah daging (tubuh) yang dihasilkan dari barang haram kecuali baginya neraka lebih utama.'' (HR Ahmad).
Itulah Sa'ad bin Mu'adz dengan segala kemuliannya. Sa'id bin Al Musayyib (94 H) salah seorang tabi'in yang paling alim di Kota Madinah menegaskan bahwa tidak ada orang yang mengamalkan tiga hal di atas kecuali para nabi. Karenanya, alangkah beruntungnya kita kalau bisa mencontoh teladan Sa'ad bin Mu'adz dengan mengamalkan empat hal di atas.
No comments:
Post a Comment