Oleh : Rahmaji Asmuri
Ketika Abu Musa bersama dua orang dari Bani Ammi menemui Rasulullah SAW, salah seorang di antaranya meminta Nabi agar memberikan jabatan kepada mereka, lalu Nabi bersabda, ''Sesungguhnya, demi Allah! Kami tak akan memberi amanah kekuasaan kepada seseorang yang memintanya, dan juga pada orang yang berambisi padanya.'' (HR Muslim).
Senada dengan hadis di atas, Rasulullah berpesan pada Abdurahman bin Samurah, ''Wahai Abdurahman, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu, maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi, jika ditugaskan tanpa ambisimu, maka kamu akan ditolong mengatasinya.'' (HR Bukhari & Muslim).
Terkait dengan itu, dalam kitab Al-Imarah, Imam Muslim meriwayatkan tentang Abu Dzar yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Wahai Rasulullah, tidakkah engkau memberiku jabatan? Kemudian Rasulullah menepuk pundak Abu Dzar, lalu beliau bersabda, ''Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau itu lemah, sedangkan jabatan itu amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajiban yang diembankan kepadanya.''
Jabatan atau kekuasaan merupakan sebuah amanah yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawabannya tidak hanya kepada yang memberi jabatan tetapi juga kepada Allah SWT. Sebagaimana hadis dari Ibnu Umar, ''Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.'' (HR Muslim).
Di samping itu, untuk mendapatkan suatu jabatan harus dengan cara yang benar, serta tidak memintanya dengan penuh ambisi. Sementara orang yang diberi kekuasaan pun, harus memiliki kapabilitas terhadap jabatan yang diamanahkan kepadanya.
No comments:
Post a Comment